Wednesday, April 26, 2006

skenario rindu [ii]

selalu kau sentuh rindu di antara malam yang pendar di hati, di tepi jalan, di bawah pohonan, tempat kita merangkai kata dalam puisi yang semakin tua. sayangku, katakanlah kepada bunga yang pernah tumbuh di hatimu, bahwa aku hanya sebuah patung sebagai penjaga arca cinta yang kita pahat dalam ukiran sunyi malam itu. entah kebohongan apa lagi yang membuat taman kita enggan untuk bersemi. biar musim terus berganti, kau dan aku tak pernah bisa bercocok tanam, atau sekedar menyemai cinta dalam setiap jengkal keinginan yang kita satukan bersama. sayangku, katakanlah kepada bunga yang pernah tumbuh di hatimu, bahwa hanya aku, lelaki yang pernah menjadi arca batu, dalam geriap cinta yang bergulir di dinding kamar, di atas atap, di bawah ranjang, dan di setiap kamar yang dindingnya berwarna merah. jangan kau katakan: aku tak sempat bertemu sebuah senyum dalam janjimu. malam minggu hanya sebatas hari yang berlalu. semua hilang dan hanya sekedar menyapa waktu yang terus saja melompat meninggalkan arca batu, itu adalah aku. sayangku, katakanlah kepada bungabunga yang pernah tumbuh di hatimu: arca batu itu kini tak lagi ragu untuk membawamu pergi. bersama cinta yang kita pahat dalam ukiran sunyi malam itu.

bekasi, 190306


0 Comments:

Post a Comment

<< Home