Tuesday, November 22, 2005

sepasang malaikat

sepasang malaikat bersekongkol untuk mencabut nyawa. entah siapa yang akan menemui kematian tengah malam nanti. sepasang malaikat bertemu di sebuah surau, mereka sepakat mencabut nyawaku.

jkt.17nov05

anak kecil dengan langkah mungil

anak kecil dengan langkahnya yang mungil mencoba ukir doa dalam damai sore tadi. kerudung putih membuat langkahnya terasa berarti, padahal hidup masih jauh, dengan langkah yang kecil tak pernah terbayangkan masa depan begitu kejam. anak kecil dengan langkahnya yang mungil tetap bernyanyi tembang dalam doa suci untuk sekedar melepas kepenatan, sore tadi.

jkt.17nov05

sejenak terdiam

segenaprasa kubiarkan mengalir sampai merambat pada tebingtebing yang memagari butiran gelisahku, semakin lama resah kita menyatu dalam keinginan nyata diloronglorong hati. semua karenaNya

jkt.19nov05

sesunyimalam saat kau tuliskan hatimu untukku

sesunyimalam saat kau tuliskan hatimu untukku, di sini kejujuran tiada sirna walau jarak menghalangi perjumpaan. tidakkah semuanya telah lepas hingga berwujud dalam rangkaian kata?

jkt.19nov05

aku bertemu kebosanan yang damai

kebosanan selalu membawa pikiran melayanglayang
seperti ingin akhiri perjalanan
sedang harapan tak pernah sampai di sini
untuk sekedar menenangkan penantian
atau keinginan yang belum berwujud saat ini
karena terjatuh dalam lompatan keinginan yang tak sampai
hanyalah sebuah kenyataan hidup agar
jalan menuju kedamaian lebih bermakna.

jkt.17nov05

aku ingin kau tahu

maukah kau merasakan betapa angin telah membawa anganku entah ke mana. aku sendiri masih mencari sebuah batas yang menghalangi langkah ini, jika semua jadi nyata aku ingin kau tahu.

jkt.14nov05

sebuah kata masih tertunda

sebuah kata masih tertunda
dan anganku ingin bergantung
di atas ranting, di daun kering
menggapai harap selalu tak pernah sampai
di pinggir meja, ke sandaran kursi, selalu saja kutunggu
kebisuan selalu tak mampu menepis
bayangbayangmu

pesanku sungguh tak mampu kusampaikan segera
secepat meteor jatuh menabrak tangismu
airmata yang sama kulihat mengalir
enggan jika hanya dijadikan pelengkap
sementara kaki kita melangkah entah kemana
sampai berkarat, pun kering peluh ini menanti
jika samasama diam takkan ada jawaban

entahlah, semua akan kubiar lepas
melayang dibawa debu jalan
karena aku belum sempat berkata
lewat hati
juga rasa yang selalu berharap

apakah salah jika menahan sejenak
untuk meyakinkan kegamangan yang semakin menjadi
melewati setiap lipatan waktu selalu saja kuhitung jarak yang tercecer
di jauhnya kenyataan
sampai permohonan yang samasama kita harapkan akan terjadi
dan enggan tinggalkan kita

bandar lampung.31okt05

pertemuan yang tak pernah direncanakan

pertemuan yang tak pernah direncanakan itu terjadi
bola mata kita saling bertemu di stasiun terakhir
meninggalkan sebuah kenangan yang tak mungkin
dapat terlupakan

ketika rasa di hati menarik batas demi kata bebas
kita masih samasama tanpa keyakinan
semuanya jelas terbentang di matamu
dan mataku
kita saling bersitatap tajam
seperti hendak membungkam angin yang berguguran
dalam sebuah penantian panjang setiap malam

katakanlah keinginan lebih dari segala suka dan duka
jika kita tak mampu saling mengisi, lalu siapa?

lihatlah langit, mengucap janji bahwa bumi akan berakhir
akankah sampai langit runtuh
kita akan mengakui semuanya
bisakah kita samasama bebaskan keinginan yang selalu tertunda
atau paksakan membuncah dari sanubari yang selalu tertekan
biarkan rasa ini mengalir seiring penantian
kita pasti akan merasakan bersama
hingga janji di batas langit tetap ada
hadir di sini.

bandar lampung.31okt05

Thursday, November 10, 2005

kita harus perbaiki semuanya

karena doa tak hanya sebatas katakata tanpa makna
kita harus samasama merasakan
berlembarlembar ungkapan yang pernah mengganjal
biarlah terbentang untuk sebuah kejujuran

di sudut matamu aku ingin selesaikan pertanyaan yang selalu membayang
untuk sekedar menata kembali puingpuing tawa yang pernah terceraiberai
karena kesalahan yang entah siapa memulai

airmata selalu kita jadikan alasan untuk ungkapkan kesedihan, pun keresahan
yang tak pernah habis selalu saja singgah di hati, terlalu kuat mencengkeram rasa ini
hingga kau dan aku tak pernah bisa mengakui dengan katakata yang lebih jujur

saat aku berbisik, ingin rasanya kupetik setiap tanggal yang berlalu
agar berhenti sejenak untuk mengulang memori yang terluka
dan kita pun bisa perbaiki serpihan rasa yang dulu samasama kita janjikan

bdl11nov2005